Suami kerja bertahun-tahun tapi gak punya apa-apa atau tidak kerja lalu mau jadi apa nanti ?!!!.. Hal yg sering terdengar dari orang-orang yg merasa paling pintar mengatur keuangan rumah tangga dan sudah bisa memiliki segalanya setelah menikah. Kalau memang gak bisa punya apa-apa sampai usia pernikahan puluhan tahun terus kenapa ?.. Ada yang menikah/kawin tetapi tidak bertahan lama lalu berpisah dan hidup sendiri. Ada yang belum menikah menikmati hidup sukses tapi masa tua/sakitnya tidak ada yang mengurus/investasi anak2 tidak ada. . Ada yang sudah menikah, sukses, punya uang tapi tidak bisa memberikan yang pantas kepada orang tua/saudara-saudarinya. Ada yang menikah/punya anak namun tidak direstui orang tua. Ada yang direstui tapi tidak sepaham, tidak sehati, ditolak dengan ipar perempuan/laki2. Dan lain sebagainya. Jangan pukul rata pencapaianmu dengan orang lain dimana kamu ketika menikah sudah memiliki sega...
Hargai Privasi Anak sejak beranjak Remaja hingga Dewasa.
Menginginkan privasi khususnya ketika anak sedang dalam masa pubertas adalah hal yang sangat manusiawi. Mungkin saat anak masih kecil, mereka lebih terbuka dan senang berbagi cerita kepada orang tua. Namun seiring berjalannya waktu, anak juga akan tumbuh dewasa dan memiliki konflik serta ‘dunianya sendiri’ yang tidak melibatkan orang tua di dalamnya.
Artikel ini membahas tentang privasi anak dan hal apa saja yang dapat orang tua lakukan untuk menghargai privasi anak.
Istilah privasi berarti tentang memiliki hak tersendiri untuk mengatur seberapa banyak akses yang dapat kita berikan kepada orang lain untuk masuk ke ruang pribadi kita. Seiring bertambahnya usia remaja, otak anak juga akan mulai berkembang dan mereka juga tentunya memperoleh keterampilan dalam berpikir dan mengembangkan minat sosialnya. Wajar saja jika anak mendambakan privasi dan ruang ketika menekuni minatnya tersebut.
Memang sulit bagi orang tua untuk tidak terlibat dalam fase ini. Apalagi, orang tua pasti sudah terbiasa dengan keterbukaan sang anak sejak kecil. Tapi, ini memang sudah menjadi bagian dari tantangan bagi orang tua untuk bisa menaruh rasa percaya kepada mereka.
Mengapa Orang Tua Harus Menghargai Privasi Anak?
Menghargai privasi anak merupakan sebuah bentuk kepercayaan orang tua terhadap anak. Apalagi ketika sedang menuju usia remaja, anak pasti ingin dianggap telah dewasa dan bisa bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukan. Dengan memberikan mereka privasi, orang tua berarti memberikan mereka ruang untuk belajar mandiri dan membangun rasa percaya diri mereka.
orang tua harus menghargai privasi anakMenjelang usia remaja, anak akan membutuhkan privasi.
(sumber: raisingchildren.net.au)
Selain itu, orang tua juga harus ingat bahwa seiring bertumbuhnya anak, tubuh mereka juga mengalami perubahan secara fisik. Di usia 7 hingga 8 tahun ke atas., biasanya anak sudah mulai merasa tidak nyaman ketika orang melihatnya dalam keadaan tak menggunakan pakaian. Tak jarang orang tua menganggap hal ini biasa dan beranggapan “kan saya sudah pernah lihat kamu !!" . Eits, tidak boleh ya!
Hargailah kebutuhan akan privasi mereka. Sebab, ini adalah hal yang wajar sebagai bagian dari perjalanan mereka menjadi anak yang mandiri.
Dampak Buruk Jika Anak Tidak Diberi Privasi
Jika orang tua terus melanggar privasi anak, bisa-bisa mereka akan beranggapan bahwa orang tua mereka tidak menaruh kepercayaan kepada mereka sepenuhnya. Ini juga akan berdampak terhadap rasa percaya anak terhadap orang tua. Akibatnya, akan banyak konflik yang terjadi antara orang tua dengan anak kedepannya.
konflik akibat melanggar privasi atau tidak memberi privasi pada anak dapat menimbulkan konflik (sumber: sfgate.com)
Apa yang Dapat Orang Tua Lakukan Untuk Menghargai Privasi Anak ?...
Setelah mengetahui alasan mengapa orang tua penting menghargai privasi anak, sekarang sebagai orang tua kita harus tahu juga apa saja yang bisa dilakukan untuk menunjukan kepada anak bahwa kita menghargai privasi mereka? Nah beberapa contoh di bawah ini bisa kalian terapkan!
1. Biarkan anak memiliki “zona pribadi”
Sudah saatnya orang tua mengizinkan anak untuk menyendiri di kamar dengan pintu terkunci. Dengan begini, anak bisa sepenuhnya menjadi diri sendiri tanpa ada gangguan dari orang lain. Anak bisa bernyanyi dengan keras dan bercermin tanpa perlu khawatir ada orang yang mengintip.
"Berikan kepada anak zona pribadinya karena anak membutuhkan “zona pribadi” (sumber: life360.com)
Penting juga bagi orang tua untuk tidak mencampuri percakapan anak dengan teman-temannya. Sebab hal ini tidak hanya mempermalukan mereka, tapi juga mengganggu privasi kelompok pertemanannya.
2. Diskusikan soal batasan untuk kebebasan dan privasi
Diskusikan batasan privasi mengajak anak untuk berdiskusi soal batasan dari kebebasan. (sumber: dailymail.co.uk)
Meskipun diberi kebebasan, orang tua tetap harus mendiskusikan dengan anak tentang batasan dari “bebas” tersebut. Misalnya, ketika anak membawa teman ke kamar, orang tua bisa membuat perjanjian bahwa mereka bisa menutup pintu, tapi tidak dikunci. Atau bisa juga mendiskusikan tentang keputusan apa saja yang bisa diambil sendiri dengan persetujuan dari orang tua.
3. Tetap pantau anak, tapi jangan terlalu kepo/penasaran.
Pasti orangtua selalu ingin tahu apa yang mereka lakukan di luar rumah bersama teman-temannya tapi, jangan sampai orang tua melewati batas hanya untuk memenuhi rasa penasaran tersebut, apalagi sampai mengorek-ngorek barang pribadi mereka seperti membaca buku harian dan chat anak dengan teman-temannya.
Jangan terlalu penasaran dengan privasi anak. Pahami batasan orangtua dalam mencari tahu rahasia anak (sumber: addictionisreal.org)
Cobalah untuk membangun hubungan yang sehat dengan mengajak anak untuk berdiskusi dalam percakapan panjang untuk mencari jawaban yang selama ini mengganggu orang tua. Ingat, sebagian remaja sangat suka berbicara tentang diri mereka dan mereka tentunya akan senang jika ada yang mendengarkan.
4. Hormati keputusan anak
Anak tentunya akan memiliki selera yang berbeda dari orang tua mereka sesuai usia yaitu dalam musik, makanan, gaya berpakaian, dekorasi kamar, idola, dan lain-lain. Sebagai orang tua yang baik, hindari untuk memaksakan preferensi pribadi orang tua pada preferensi anak. Sebab, ini dapat membuat anak merasa bahwa privasi dan pilihan mereka terganggu yang kemudian menimbulkan konflik antara orang tua dan anak.
menghormati keputusan anak dan jangan memaksa anak untuk mengikuti preferensi orangtua (sumber: thelatchupdate.com)
Meskipun memberi privasi kepada anak itu penting, orangtua juga tetap harus memastikan bahwa kalian selalu ada untuk membimbing mereka ketika mereka melakukan kesalahan. Namanya juga remaja, pasti ada saja waktu di mana mereka terlalu cepat mengambil keputusan, tanpa memikirkan konsekuensi yang harus dihadapi setelahnya. Ini mungkin pernah menjadi pengalaman orang karena memang perjalanan itu pernah dilalui.
Khususnya dalam urusan pendidikan, orang tua tentunya harus selalu memantau perkembangan akademik anak.
Nah, dengan mendaftarkan anak pada sekolah pilihan, anak tidak hanya akan mendapatkan bimbingan belajar yang berkualitas, tetapi orangtua juga akan selalu mendapatkan update mengenai perkembangan anak dalam bidang akademik yang di inginkan anak yang tentunya disesuaikan juga dengan tingkat kesejahteraan orang tua/keluarga.
Jika ditempat anda ada anak dalam usia memasuki masa remaja hingga dewasa, baik dalam keluarga, lingkungan, bahkan anak anda sendiri, pastikan anda akan menjaga privasi anak tersebut dengan baik dan benar sesuai keberadaan kehidupan anda.
Dan untuk semua orang tua, pastikan bahwa kita adalah penolong bagi anak-anak bukan sebagai orang tua yang harus mengambil keputusan mutlak tanpa adanya komunikasi/diskusi bersama anak.
Masa depan anak adalah tanggung jawab kita semua. Dari pengalaman kita mengajarkan anak untuk lebih baik dari kita sendiri.
Komentar