Suami kerja bertahun-tahun tapi gak punya apa-apa atau tidak kerja lalu mau jadi apa nanti ?!!!.. Hal yg sering terdengar dari orang-orang yg merasa paling pintar mengatur keuangan rumah tangga dan sudah bisa memiliki segalanya setelah menikah. Kalau memang gak bisa punya apa-apa sampai usia pernikahan puluhan tahun terus kenapa ?.. Ada yang menikah/kawin tetapi tidak bertahan lama lalu berpisah dan hidup sendiri. Ada yang belum menikah menikmati hidup sukses tapi masa tua/sakitnya tidak ada yang mengurus/investasi anak2 tidak ada. . Ada yang sudah menikah, sukses, punya uang tapi tidak bisa memberikan yang pantas kepada orang tua/saudara-saudarinya. Ada yang menikah/punya anak namun tidak direstui orang tua. Ada yang direstui tapi tidak sepaham, tidak sehati, ditolak dengan ipar perempuan/laki2. Dan lain sebagainya. Jangan pukul rata pencapaianmu dengan orang lain dimana kamu ketika menikah sudah memiliki sega...
Suami kerja bertahun-tahun tapi gak punya apa-apa atau tidak kerja lalu mau jadi apa nanti ?!!!..
Hal yg sering terdengar dari orang-orang yg merasa paling pintar mengatur keuangan rumah tangga dan sudah bisa memiliki segalanya setelah menikah.
Kalau memang gak bisa punya apa-apa sampai usia pernikahan puluhan tahun terus kenapa ?..
Ada yang menikah/kawin tetapi tidak bertahan lama lalu berpisah dan hidup sendiri. Ada yang belum menikah menikmati hidup sukses tapi masa tua/sakitnya tidak ada yang mengurus/investasi anak2 tidak ada. .
Ada yang sudah menikah, sukses, punya uang tapi tidak bisa memberikan yang pantas kepada orang tua/saudara-saudarinya. Ada yang menikah/punya anak namun tidak direstui orang tua. Ada yang direstui tapi tidak sepaham, tidak sehati, ditolak dengan ipar perempuan/laki2.
Dan lain sebagainya.
Jangan pukul rata pencapaianmu dengan orang lain dimana kamu ketika menikah sudah memiliki segalanya, entah baru sebulan sudah hamil, atau baru setahun dua tahun sudah punya rumah atau lain sebagainya. Syukuri saja apa yg kamu punya tanpa merendahkan orang yg masih terus merintis. Ingat, semua itu bukan standar yg harus dipenuhi oleh setiap pasangan/orang. Entah yg baru menikah atau yg sudah lama menikah.
Kita berjalan diatas bumi ini dengan ujian masing-masing. Jangan ukur takaran wadah garammu dengan wadah orang lain. Bisa jadi mereka yg sekarang belum punya apa-apa, wadah garamnya lebih besar dan cepat habis. Jadi harus selalu terisi karena pemakaiannya lebih banyak dan tentunya membeli garam harus dengan uang. Alhasil, mimpi-mimpinya terhenti sejenak demi kebutuhan yg tidak bisa ditunda.
Bisa jadi mereka yg sekarang usia pernikahannya sudah puluhan tahun, dulu saat baru-baru menikah tanggungannya lebih banyak hingga sulit untuk mengumpulkan pundi untuk mencapai impiannya. Bisa jadi juga disaat sekarang sudah hidup dengan suami dan anaknya saja, kebutuhan lain mempersulitnya untuk mencapai keinginan yg sudah puluhan tahun ia impikan itu.
Kita tidak pernah tau, hal-hal apa yg mereka lewati hingga akhirnya hari ini masih belum sampai pada pencapaian yg mereka harapkan.
Mungkin mereka berharap membeli/merenovasi rumahnya yg sudah usang, tapi terhalang dengan kebutuhan anak-anaknya yg masih sekolah.
Mungkin saja, keperluan dapurnya lebih banyak dari orang-orang yg terbiasa makan hanya dengan lauk yg itu-itu saja.
Bukan perihal boros, mungkin memang takaran rezekinya hanya sampai disana.
Bahkan ada banyak istri yg kehilangan moment mementingkan dirinya sendiri namun sering kali dianggap paling banyak menghabiskan uang suami. Meskipun dalam agama nafkah itu wajib. Bahkan ketika kurang pun, ada para istri diluar sana yg masih sanggup berjuang bersama memeras keringat untuk membantu suami memenuhi kebutuhan keluarganya.
Disini bukan soal siapa yg paling pintar mengatur uang suami. Tapi memang takaran yg Tuhan beri hanya sanggup untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk memenuhi keinginan. Karena kalau bicara soal keinginan, mungkin terlalu banyak dan tidak akan ada habisnya. Bahkan kalau bisa kalau boleh milih, maunya langsung enak dan bahagia begitu menikah.
Pun sama, orang-orang yg mewah dan berkecukupan hari ini tentu saja sudah melewati badai kekurangan dan bahkan pernah tidak memegang uang sepeserpun di masa lalu dan pernah atau sering dibantu oleh orang2 yang tidak dianggap.
Hidup terkadang hanya kebanyakan merasa, tapi tidak mau mengerti dan empati.
Jalani saja apa yg diberikan Tuhan hari ini. Kalau porsinya memang hanya seperti itu, mau bagaimanapun kita berusaha tentu hanya akan sampai disana.
Jadi stop membanding2kan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain.
Biar bagaimanapun hasilnya, semua suami yg mau bekerja adalah suami yg bertanggungjawab atas keluarganya dan itu patut diapresiasi. Mungkin suatu saat anda bisa saja meminta bantuan/datang kepadanya dengan persoalan dan bebanmu dihadapan orang yang pernah anda katakan tidak bisa /tidak punya apa2.
Panjang umur untuk para suami dan istri yg sedang berjuang untuk kebahagiaan anak-anak di masa depan.
Semoga bahu kita semua selalu kuat menghadapi badai-badai berikutnya. Tuhan Yesus berkati 😇❤🙏
😘
Komentar