Suami kerja bertahun-tahun tapi gak punya apa-apa atau tidak kerja lalu mau jadi apa nanti ?!!!.. Hal yg sering terdengar dari orang-orang yg merasa paling pintar mengatur keuangan rumah tangga dan sudah bisa memiliki segalanya setelah menikah. Kalau memang gak bisa punya apa-apa sampai usia pernikahan puluhan tahun terus kenapa ?.. Ada yang menikah/kawin tetapi tidak bertahan lama lalu berpisah dan hidup sendiri. Ada yang belum menikah menikmati hidup sukses tapi masa tua/sakitnya tidak ada yang mengurus/investasi anak2 tidak ada. . Ada yang sudah menikah, sukses, punya uang tapi tidak bisa memberikan yang pantas kepada orang tua/saudara-saudarinya. Ada yang menikah/punya anak namun tidak direstui orang tua. Ada yang direstui tapi tidak sepaham, tidak sehati, ditolak dengan ipar perempuan/laki2. Dan lain sebagainya. Jangan pukul rata pencapaianmu dengan orang lain dimana kamu ketika menikah sudah memiliki sega...
Cara Menempatkan Diri pada situasi, kondisi dan tempat yang berbeda.
Baca juga artikel menarik lainnya :
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arti dari menempatkan diri adalah menyesuaikan diri (dengan situasi dan kondisi tertentu).
Kita tahu bahwa dimana lingkungan dan keluarga kita berada disitu karakter dan kebiasaan kita mulai terbentuk. Baik dari lingkungan/keluarganya kaya raya, sedang, sederhana dan miskin. Setiap kali kita bepergian entah itu ke luar ke keluarga lain, lingkungan lain, kota bahkan tempat lain selain tempat kita tinggal ada banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kebiasaan yang kita alami setiap harinya.
Jika perubahan-perubahan sederhana membuat kita memilih apakah akan tetap dengan kebiasaan ataukah merubah kebiasaan-kebiasaan itu ?, apakah Mudah menyesuaikan diri di berbagai situasi dan kondisi apa pun ?...
Satu contoh sederhana : ketika dirumah sendiri saya biasanya bangun pagi sesuka hati, mau jam 6, 7, 8, 9 atau 10 ya terserah Krn memang dirumah saya, tetapi ketika pergi kerumah orang apakah jadwal kebiasaan itu tetap dipertahankan ?.... jawabannya malah kita akan dikatakan pemalas bukan ?...
Nah, Berbaur dengan orang-orang baru bukanlah hal yang sulit bagi kita.
Hanya bagaimana agar kita dapat diterima oleh semua orang yang kita datangi, ditempat baru ketika kita pergi ?...
Beberapa saran akan saya tuliskan disini agar kalian dapat mencoba sedapat mungkin menempatkan diri dengan baik ditempat dimana kalian akan pergi.
Lanjut...
Yang pertama :
Pelajari dan pahami situasi, suasana, karakter orang-orang, ditempat dimana kita akan pergi, baik itu kesukaan, adat-istiadat, kebiasaan. Artinya, bagaimana setiap aturan ditaati dan dipatuhi agar tidak terjadi kesalahan.
Ke-dua :
Pertahankan karakter/kebiasaan baik kita dengan alasan yang spesifik/jelas.
Ke-tiga :
Tata krama untuk generasi saat ini sepertinya jauh berkurang. Banyak generasi now yang cuek dengan situasi di sekitarnya. Ketika mereka berhadapan, berkata atau meminta sesuatu tidak disertai dengan tata krama yang baik. Tata Krama berangkat dari kebiasaan. Usahakan anda dapat mengambil hati orang lain dengan hal-hal sederhana dan baik. Seperti menolong, meminta permisi/ijin, memuji kebaikan orang, meminta maaf ketika salah, berterima kasih setelah mendapat pertolongan, menghargai dan menghormati orang lain terutama yang lebih tua dari kita dan lain sebagainya.
Ke-empat :
Bangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan orang lain. Menjadi sosok yang tidak mudah berselisih dengan orang lain. Dalam proses interaksi seharusnya dijalankan dengan situasi dan kondisi serta perasaan yang nyaman yaitu bisa komunikasi yang nyambung, masing masing mampu memahami apa yang menjadi bahan pembicaraan, bisa diterima atau kehadirannya dihargai (dibutuhkan).
Ke-lima :
Beraktifitaslah bersama mereka dengan kegiatan-kegiatan harian seperti berolah raga bersama, masak bersama, makan bersama, beribadah bersama, membersihkan halaman/rumah bersama, jalan-jalan bersama dan kegiatan-kegiatan lainnya yang terjadi sekitar kita.
Ke- enam :
Hindari percakapan-percakapan mengenai urusan pribadi dengan orang lain yang benar-benar belum kita kenal dan percaya. Hindari juga percakapan-percakapan negatif mengenai orang lain.
Ke-tujuh :
Jujur menceritakan kehidupan keluarga, silsilah keluarga dan orang tua kita sendiri kepada orang, karena jika mereka mengenal keberadaan kita, orang tua kita dengan karakter yang ada, sikap mereka kepada kita juga sesuai dengan pemahaman mereka mengenai kehidupan kita yang sebenarnya.
Ke-delapan :
Kenali kekurangan kita sendiri dan kekurangan orang lain sebagai dasar untuk menjadi lebih baik lagi.
Contohnya; tidak bisa memasak, mencuci pakaian, mudah marah, menyimpan dendam dan lain-lain.
Semoga dalam kehidupan sehari-hari kita sendiri pun juga mampu memiliki sifat seseorang yang mampu bersikap luwes pada berbagai situasi/suasana/peristiwa baru yang yang terjadi di sekitarnya. Biasanya orang seperti itu memiliki keuntungannya sendiri di berbagai hal.
Semoga bacaan ini dapat bermanfaat bagi kalian semua, Terimakasih.
Komentar